Archive for category Narrative

Gambaran Keimanan Dalam Hati

Keimanan yang tertanam dalam hati, diumpamakan seperti sebuah alarm yang selalu dibawa pemiliknya kemana pun ia melangkah. Alarm itu selalu berdering, berteriak ketika si pembawa berjalan menuju batas-batas yang membahayakan dirinya.

Namun terkadang, kita sebagai pembawa alarm, seperti tidak mendengarkan teriakan alarm tersebut & terus asyik dalam keterlenaan dan kemaksiatan.

Deringan & teriakan alarm keimanan di hati ini, sebenarnya sangat keras, namun terkadang, tidak lebih keras dari teriakan hawa nafsu & bisikan syetan yang menyesatkan.

Maka.. celakalah bagi orang yang tidak menghiraukan deringan alarm keimanannya, maka alarm itu lama-kelamaan akan diam dan membisu & membiarkan pembawanya terperosok ke jurang kenistaan dan penuh siksaan yang kekal abadi selamanya.

Dan.. beruntunglah bagi orang yang memprioritaskan alarm keimanannya, sehingga ia akan berjalan tepat pada tempat yang akan membawanya menuju kenikmatan tiada tara dan kekal abadi selamanya…

“Qod’ Aflahal Mu’minuun” – Sungguh beruntung orang-orang yang beriman.
sumber: wargaldii.com

Tinggalkan komentar

Sebuah Nikmat

Ada kisah seorang laki-laki yang sudah beristri, suatu ketika Alloh mencobanya dengan musibah kecelakaan, sehingga dia harus mendapat perawatan yang intensif di rumah sakit.

Sepulangnya dari rumah sakit, ia terkejut bukan main mendapati “burungnya” ternyata tidak bisa tahiyat lagi…kontan ia menangis, sedih campur bingung.Di tengah keputus asaannya itu sampai dia merasa bahwa tidak ada artinya lagi hidup di dunia ini….
Baca entri selengkapnya »

Tinggalkan komentar

TUJUH KEAJAIBAN DUNIA

Sekelompok kelas geografi sedang mempelajari “Tujuh Keajaiban Dunia.”

Pada awal dari pelajaran, mereka di minta untuk membuat daftar apa yg mereka
pikir merupakan “Tujuh Keajaiban Duniaa” saat ini.

Walaupun ada beberapa ketidaksesuaian, sebagian besar daftar berisi..

1. Piramida

2. Taj mahal

3. Tembok besar cina

4. Menara piza

5. Kuil angkor

6. Menara eiffel

7. Kuil parthenon.
Baca entri selengkapnya »

Tinggalkan komentar

The Old Woman and The Sparrow

Once upon a time, there lived a kind hearted man and his wife. One morning, his wife found a poor little sparrow. She took it gently and fed it. To show its gratitude, the sparrow stayed with them and sang every morning. But there was an ill-tempered old woman who didn’t like the sparrow. She cut the sparrow’s tongue. That’s why the bird flew away to its previous nest.

Knowing that their sparrow flew away, the kind man and his wife looked for the sparrow. They walked a long way, crossed the bridges, climbed the mountains and passed the woods.

At last, they could find the sparrow’s nest. The sparrow welcomed them and provided a feast for them. Before they went home, the sparrow brought two baskets; one was large and looked heavy, and the other one was small and light. The sparrow asked them to choose only one. They chose the small and that was the best choice. There were many rolls of silk and piles of gold in it.
-….Read More>

Tinggalkan komentar

Suatu Pilihan (Bag. 2)

Setelah kejadian diketahuinya hubungan si gadis dan si pemuda yang kekota-kotaan dikit itu, ayahnya langsung melarang keduanya berhubungan lagi dan menyuruh si gadis menikah dengan pria pilihan ayahnya itu. Namun si gadis tidak mau, menolak perjodohan itu, karena tidak cinta. si gadis melarikan diri dari rumah dan mengajak pacarnya bertemu di perkebunan teh. Kemudian mereka bertemu di perkebunan teh itu dan mereka hendak pergi bersama untuk menghindari perjodohan yang tidak disetujui si gadis dan tentunya si pemuda vespa juga. -….Read More>

Tinggalkan komentar

Suatu Pilihan

Artikel ini saya ambil dari sebuah cerita dalam sebuah film yang pernah saya tonton, mungkin film ini bukanlah film legendaris ataupun terkenal sampai sampai manca negara, akan tetapi ketika saya teringat isi cerita film itu ternyata samgat lekat dengan keadaan sekarang ini. Film itu saya tonton di televisi ketika saya masih SMP dan belum pernah saya jumpai film itu lagi di televisi mungkin karena film itu bukanlah film layar lebar. Singkat cerita dari film itu sebagai berikut:

=> Disuatu desa yang terletak di pegunungan ada seorang gadis yang cantik jelita, dia seorang muslimah yang rajin ngaji dan taat beribadah. Dia adalah anak dari seorang pemilik kebun teh desa itu. Ayahnya seorang juragan teh yang cukup sombong, meremehkan orang yang miskin, meski ia adalah seorang muslim pula. -….Read More>

Tinggalkan komentar

Abu Nawas Pesan Bagi Para Hakim

Siapakah Abu Nawas? Tokoh yang dinggap badut namun juga dianggap ulama besar ini— sufi, tokoh su¬per lucu yang tiada bandingnya ini aslinya orang Persia yang dilahirkan pada tahun 750 M di Ahwaz meninggal pada tahun 819 M di Baghdad. Setelah dewasa ia mengembara ke Bashra dan Kufa. Di sana ia belajar bahasa Arab dan bergaul rapat sekali dengan orang-orang badui padang pasir. Karena pergaulannya itu ia mahir bahasa Arab dan adat istiadat dan kegemaran orang Arab”, la juga pandai bersyair, berpantun dan menyanyi. la sempat pulang ke negerinya, namun pergi lagi ke Baghdad bersama ayahnya, keduanya menghambakan diri kepada Sultan Harun Al Rasyid Raja Baghdad.

Mari kita mulai kisah penggeli hati ini. Bapaknya Abu Nawas adalah Penghulu Kerajaan Baghdad bernama Maulana. Pada suatu hari bapaknya Abu Nawas yang sudah tua itu sakit parah dan akhirnya meninggal dunia. -….Read More>

Tinggalkan komentar

Mengecoh Raja

Sejak peristiwa penghancuran barang-barang di istana oleh Abu Nawas yang
dilegalisir oleh Baginda, sejak saat itu pula Baginda ingin menangkap Abu
Nawas untuk dijebloskan ke penj ara.
Sudah menjadi hukum bagi siapa saja yang tidak sanggup melaksanakan titah
Baginda, maka tak disangsikan lagi ia akan mendapat hukuman. Baginda tahu
Abu Nawas amat takut kepada beruang. Suatu hari Baginda memerintahkan prajurit nya menj emput Abu Nawas agar bergabung dengan rombongan Baginda Raja Harun Al Rasyid berburu beruang. Abu Nawas merasa takut dan gemetar tetapi ia t idak berani menolak perintah Baginda.
Dalam perjalanan menuju ke hutan, tiba-tiba cuaca yang cerah berubah menj adi mendung. Baginda memanggil Abu Nawas. Dengan penuh rasa hormat Abu Nawas mendekati Baginda.
“Tahukah mengapa engkau aku panggil?” tanya Baginda tanpa sedikit pun
senyum di wajahnya.
“Ampun Tuanku, hamba belum tahu. ” kat a Abu Nawas.
“Kau pasti tahu bahwa sebentar lagi akan turun hujan. Hutan masih jauh dari sini. Kau kuberi kuda yang lamban. Sedangkan aku dan pengawal-pengawalku akan menunggang kuda yang cepat. Nanti pada waktu santap siang kita berkumpul di tempat peristirahatanku. Bila hujan turun kita harus menghindarinya dengan cara kit a masing-masing agar pakaian kita tetap kering. Sekarang kita berpencar.” Baginda menjelaskan.
Kemudian Baginda dan rombongan mulai bergerak. Abu Nawas kini tahu Baginda akan menjebaknya. la harus mancari akal. Dan ketika Abu Nawas sedang berpikir, tiba-tiba hujan turun.
Begitu hujan turun Baginda dan rombongan segera memacu kuda untuk mencapai tempat perlindungan yang terdekat. Tetapi karena derasnya hujan, Baginda dan para pengawalnya basah kuyup. Ketika santap siang tiba Baginda segera menuju tempat peristirahatan. Belum sempat baju Baginda dan para pengawalnya kering, Abu Nawas datang dengan menunggang kuda yang lamban. Baginda dan para pengawal terperangah karena baju Abu Nawas tidak basah. Padahal dengan kuda yang paling cepat pun tidak bisa mencapai tempat berlindung yang paling dekat .
Pada hari kedua Abu Nawas diberi kuda yang cepat yang kemarin ditunggangi Baginda Raja. Kini Baginda dan para pengawal-pengawalnya mengendarai kuda- kuda yang lamban. Setelah Abu Nawas dan rombongan kerajaan berpencar, hujan pun turun seperti kemarin. Malah hujan hari ini lebih deras daripada kemarin. Baginda dan pengawalnya langsung basah kuyup karena kuda yang dit unggangi tidak bisa berlari dengan kencang.
Ketika saat bersantap siang tiba, Abu Nawas tiba di tempat peristirahatan lebih dahulu dari Baginda dan pengawalnya. Abu Nawas menunggu Baginda Raj a. Selang beberapa saat Baginda dan para pengawalnya t iba dengan pakaian yang basah kuyup. Melihat Abu Nawas dengan pakaian yang tetap kering Baginda jadi penasaran. Beliau tidak sanggup lagi menahan keingintahuan yang selama ini disembunyikan.
“Terus terang begaimana caranya menghindari hujan, wahai Abu Nawas.” tanya
Bagi nda.
“Mudah Tuanku yang mulia. ” kat a Abu Nawas sambil t ersenyum.
“Sedangkan aku dengan kuda yang cepat tidak sanggup mencapai tempat
berteduh terdekat , apalagi dengan kuda yang lamban ini.” kata Baginda.
“Hamba sebenarnya tidak melarikan diri dari hujan.Tetapi begitu hujan turun hamba secepat mungkin melepas pakaian hamba dan segera melipat nya, lalu mendudukinya. Ini hamba lakukan sampai hujan berhenti.” Diam-diam Baginda Raja mengakui kecerdikan Abu Nawas.

Sumber Artikel: M Nuhung Arifin

Tinggalkan komentar

Abu Nawas dan Menteri Bertelur

Pada suatu hari Sultan Harun al-Rasyid memanggil sepuluh orang Menterinya “Kalian tahu didepan Istana ini ada sebuah kolam. Aku akan memberikan masing-masing sebutir telur kepada kalian, menyelamlah kalian ke dalam kolam itu dan kemudian serahkanlah telur-telur itu kepadaku apabila kamu muncul kepermukaan. Aku ingin tahu kepandaian Abu Nawas.”

Kemudian sultan menyuruh memanggil Abu Nawas ke Istananya. Kepada Abu Nawas dan kesepuluh orang menterinya itu Sultan bertitah, “Kamu sekalian aku perintahkan turun ke dalam kolam itu, menyelam, dan apabila muncul kepermukaan serahkanlah kepadaku sebutir telur ayam. Barangsiapa tidak menyerahkan telur, niscaya mendapat hukuman dariku.”

Mencari telur didalam air? Pikir Abu Nawas, sambil memandang kepada Mentri-mentri itu. Mereka tampak takzim dan siap melaksanakan perintah. “Adakah ayam betina di dalam kolam itu?”

Hari pun malamlah, keesokan harinya, pagi-pagi benar, mentri-mentri itu menyelam kedalam kolam, dan ketika muncul dari dalam kolam, masing-masing membawa sebutir telur dan menyerahkan kepada Sultan. Abu Nawas tidak kunjung muncul di permukaan kolam, ia berenang kesana-kemari mencari telur. Di koreknya dinding kolam, namun tak juga ditemukannya. Setelah capek mengitari dasar kolam, terpikir dalam benaknya bahwa ia dianiaya oleh Sultan. Maka ia pun berdoa kepada Tuhan mohon keselamatan. Keluarlah ia dari kolam dan naik ke darat. Didepan Sultan ia berkokok-kokok dan berjalan laksana seekor ayam jantan.
“Hai, Abu Nawas mana janjimu? Kata Sultan, semua orang ini masing-masing telah menyerahkan sebutir telur kepadaku, hanya kamu yang tidak, oleh karena itu kamu akan aku beri hukuman.”

Sembah Abu Nawas, “Ya tuanku Syah Alam, yang mempunyai telur adalah ayam betina, hamba ini ayam jantan, membawa anak ayam jantan, lagi pula berkokok, telur hanya dapat dihasilkan oleh ayam betina. Jika ayam betina tidak berjantan, bagaimana ia akan dapat telur.”

Demi mendengar alasan Abu Nawas, Sultan pun tidak dapat berkata apa-apa karena memang sangat tepat. Sultan dan semua menterinya hanya bisa garuk-garuk kepala yang tidak gatal.

Sumber: M Nuhung Arifin

Tinggalkan komentar

Abu Nawas dan Harimau Berjenggot

“Hai Abu Nawas,” seru Khalifah Harun Al-Rasyid. “Sekarang juga kamu harus dapat mempersembahkan kepadaku seekor harimau berjenggot, jika gagal, aku bunuh kau.”

Kata-kata itu merupakan perintah Sultan yang diucapkan dengan penuh tegas dan kegeraman. Dari bentuk mulutnya ketika mengucapkan kalimat itu jelas betapa Sultan menaruh dendam kesumat kepada Abu Nawas yang telah berkali-kali mempermainkan dirinya dengan cara-cara yang sangat kurang ajar. Perintah itu merupakan cara Baginda untuk dapat membunuh Abu Nawas.

“Ya tuanku Syah Alam,” jawab Abu Nawas. “semua perintah paduka akan hamba laksanakan, namun untuk yang satu ini hamba mohon waktu delapan hari.”
“Baik,” kata Baginda. -….Read More>

Tinggalkan komentar

Kerinduan Hati

Hai para mt mari kita bernOstalgIa dgn kertozoNo kita.

“KERTOSONO”
Engkau bagaikan penjara suci
Masuk kurus ,keluar jadi belobor
Dan hIdangan makananmu yg istimewa

Blendrang oh blendrang

KERTOSONO
LantUnan bAcAan al Quran
Selalu terdEngar d stiap harinya
tak ada suara-suara lahan di sini
Yg ada hanya musik senam bArokah
Kertosono oh kertosono
-….Read More>

Tinggalkan komentar

Jangan Suka Mengumbar

bang , pusing saya …kantor saya tutup sehingga saya di phk, istri mau melahirkan , sekarang motor saya kempes .. ahhh.. betapa masalah ini teruuuss saja datang beruntun ………….

NIH AKU KASIH KAMU 100 JUTA, KAMU KETOK SETIAP PINTU RUMAH , APABILA MEREKA TIDAK PUNYA MASALAH , BERIKANLAH 1 JUTA UNTUK PENGHUNI RUMAH ITU , SANA PERGI …………………..

( rojulapun berjalan , mengetuk tiap rumah … dan bertanya : apakah anda mempunyai masalah ? )…………………

Tok tok tok rumah 1 : anak saya dipenjara karena narkoba…………………..

Tok tok rumah 2 : istri saya selingkuh ……………… -….Reda More>

Tinggalkan komentar