Siapa Dirimu

Kau punya wajah cantik/tampan, memiliki rambut yang indah, berkulit mulus, bagus, tubuh yang tegap, badan yang kekar/langsing, maka yang berbinar, berat badan proporsinal, otak yang pintar, akal yang cerdas, jangan kau sombong dan merasa bangga, karena perlu kau tahu siapa dirimu dulu, darimana kamu berasal, hanya dari setetes air hina yang kental, amis, begitu tidak berharga dan menjijikkan, yaitu dari air mani yang keluar dari tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan (Q.S At-Thariq: 6-7 “Manusia telah diciptakan dari air yang dipancarkan*yaitu yang keluar dari tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan). Dan bukankah nanti kau akan menjadi tua keriput, lemah, tak berdaya, jelek <itu kalau tidak keduluan maut>, bodoh. Ingtlah firman Allah “… dan diantara kamu ada yang diwafatkan dan ada yang dipanjangkan umurnya sampai pikun agar tidak tahu apa yang telah ia ketahui sebelumnya.. (Q.S Al-Hajj: 5)”

 

kau punya harta melimpah, baju yang indah, rumah yang megah, mobil mewah, jangan sombong dan merassa bangga, perlu kau tahu kau terlahir dalam keadaan telanjang, lapar, lemah tak berdaya, miskin, bodoh, ingatlah itu. Bukankah semua itu nantinya juga akan kau tinggalkan dan yang kau bawa hanya kain kafan dan kendaraan terakhirmu keranda yang diusung oleh banyak orang, kau tak punya teman, sendiri, hanya cacing dan belatung yang menemani, serta 2 malaikat yang menanyaimu.

 

Sadar atau tidak sadar kita semua wajib menyadari, dan harus, kita hidup, bernafas, bekerja, berbicara semua adalah pemberianNya, bagaiamana ketika sedikit saja kenilmatan tersebut dicabut olehnya, kita begitu mengeluh, namun ketika nikmat itu ada kita sombong dan lalai, kita tidak diperintah untuk sombong, bahkan sifat tersebut sangat dimurkai dan dilaknati, yang diwajibkan adalah kita supaya selalu bersyukur kepadaNya atas nikmat dan apapun yang telah dikaruniakannya, dalam keadaaan apapun, bagaimanapun dan dimanapun. Apabila kita mendapatkan musibah, maka hendaklah kita beristirja’, bukan memaki-maki, dan agar kita tetap bisa bersyukur supaya kita mengingat nikmat-nikmat yang telah diberikanNya dan mengoreksi diri apa dosa kita, serta kita berprasangka baik, mungkin ini karena Allah mencintai kita, sabda Rasulullah SAW “sesungguhnya besarnya pahala itu beserta besarnya cobaan”, “apabila ada seorang hamba yang memiliki jatah surga, namun analannya itu belum sampai, makaAllah Akan memberi cobaan, entah dari anaknya, hartannya, ataupun badannya”.

Semoga bermanfaat, alhamdulillahi jazakumullahu khoiro.

  1. Tinggalkan komentar

Tinggalkan komentar