Jangan Ragu Beramal Shalih

Bagian iman yang ada dalam agama Islam adalah adanya hari akhir. Bagian dari kehidupan yang ada di hari akhir nanti adalah adanya surga dan neraka. Ditentukanya seorang hamba ke dalam surga dan neraka adalah disebabkan oleh amalan dan perbuatannya. Namun bagian terbesar penyebabnya adalah adanya rahmat Allah subhanahu wata’ala.

Beramal, salah satu bagian dari yang dilakukan seorang hamba untuk mendapatkan tempatnya di hari akhir nanti. Apakah balasannya kelak adalah surga atau neraka. Baik dan buruknya serta banyak dan sedikitnya, ia tidak akan terdzalimi sedikitpun oleh Allah subhanahu wata’ala. Sebagaimana Allah subhanahu wata’al berfirman:


Artinya:” Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (QS. Al-Zalzalah:7)

Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS. Al-Zalzalah:8)

Dia(seorang muslim) mendapatkan besar kecilnya balasan dari Allah subhanahu wata’ala tergantung banyak sedikitnya amal dan perbuatannya ketika di dunia, yang mana para ‘uala mengistilahkannya dengan istilah “al jazau min jinsil ‘amal”, balasan sepadan dengan perbuatan. Sehingga ketika keutamaan yang ia dapatkan di akhirat kelak selain yang pasti adalah atas kehendak Allah Ta’ala, selain itu pula banyaknya amal kebaikan yang ia lakukan semasa di dunia begitu juga sebaliknya.

Allah subhanahu wata’ala berfirman. Artinya:” Dan besregeralah kamu kepada ampunan Allah dan kepada surga yang luasnya seluas laingit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.”(QS. Ali Imran : 133).

Ada keutamaan-keutamaan yang didapat seorang muslim ketika beramal. Yang mana amalan itu jika dilihat amalan itu yang ringan tapi pahalanya sangat besar. Atau bahkan amalan tersebut dikiranya tidak berpaedah apa-apa bagi dirinya. Sehingga amalan-amalan tersebut sering terabaikan begitu saja atau kemungkinan dia tidak sadar akan hal itu(amalan yang dikerjakannya).

Satu contoh adalah satu amalan yang dilihat ringan adalah seorang muslim sekedar meniatkan saja. Tapi jika ditimbang amalannya nampak betapa besar, yang mungkin dirinya sendiri tidak menyadarinya. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Artinya:”Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,”Jika hamba_Ku berniat sebuah kebaikan dan di tidak merealisasikannya, maka Aku akan mencatat untuknya sebuah kebaikan. Akan tetapi jika dia sampai merealisasikannya, maka Aku akan mencatatnya dengan sepuluh sampai dengan tujuh ratus kali lipat. Apabila dia berniat dengan sebuah keburukan, maka Aku tidak akan mencatatnya. Lantas jika dia merealisasikannya, maka Aku akan mencatatnya dengan sebuah keburukan”.(Hadits riwayat Imam Muslim).

Dari hadits di atas menunjukkan bahwa betapa maha pemurah dan maha rahmatnya Allah subhanahu wata’ala kepada seluruh hamba-hamba_Nya. Maka atas dasar apa manusia berbuat ingkar?.

Dalam satu riwayat lain dijelaskan:

Artinya:”Berinfaqlah walau dengan separuh kurma, kelak Aku akan melipat gandakan sebesar gunung uhud atau lebih dari itu”(Hadits riwayat Imam Bukhari).

Atau kita tidak sadar bahwa shalat yang kita kerjakan tiap waktunya diawali dari niat hingga salam dalam satu hari saja berlipat-lipat pahalanya jika kita ikhlas melakukannya. Karena syarat diterimanya amal adalah ikhlas dan muttaba’ah. Apa lagi jika kita lakukan dalam stiap harinya tanpa terlewat satu kalipun. Subahanallah, semoga kita termasuk orang-orang yang dimudahkan oleh Allah Ta’ala dalam beramal shalih. Di antara jalan-jalan amal baik yang mudah diamalkan tapi besar keutamaannya adalah sebagai yang dijelaskan dalam beberapa hadits berikut:

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasllam bersabda:

Artinya:’Jika seorang muslim atau mukmin iru berwudlu, maka ketika ia membasuh mukanya, keluarlah setiap dosa yang dilakukan oleh kedua matanya, karena melihatsesuatu yang diharamkan. Hilanglah bersama-sama dengan air itu atau bersama-sama dengan teteasn terakhir air terakhir. Jika ia membasuh kakinya, maka keluarlah dosa yang diperbuat oleh kedua kakinya, karena digunakan berjalan pada jalan yang tidak benar, bersama-sama dengan air atau bersama-sama dengan tetesan terakhir, sehinga ia bersih dari dosa.”(hadits riwayat Muslim).

Artinya:’Siapa saja yang pergi ke masjid di pagi hari maupun sore hari, Allah menyediakan hidangan surga baginya sepanjang pagi maupun sore.”(Hadits riwayat Bukhari dan Muslim).

Artinya:” Shalat lima waktu, antara shalat jum’at yang satu ke jum’at berikutnya, dan puasa pada bulan Ramadhan ke puasa Ramadhan berikutnya, menjadi penebus atas dosa-dosa yang dilakukan, selama dosa-dosa besar dijauhinya.”(hadits riwayat Muslim).

Tidak ada alasan bagi seorang muslim untuk bermalas-malasan untuk beramal. Disediakan baginya sekian banyak keutamaan dari arah mana saja yang dikehendakinya serta kapan saja ia sempat mengamalkannya. Sekali lagi, dengan alasan apa seorang muslim untuk merasa enggan ambil bagian untuk beramal shalih.

Sedikit dari sekian banyak hadits-hadits yang ada menjelaskan tentang keutamaan amal, namun ada satu malan yang paling utama dalam Islam yaitu Iman. Mustahil seorang muslim ketika beramal tanpa disertai Iman. Sudah barang tentu ia beramal atas dasar Iman kepada Allah dan hari akhir, yang kaitannya adalah balasan baginya surga dan neraka. Tempat manakah yang akan ia tempatinya. Tentu Allah subhanahu wata’ala lebih tahu segalanya.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya oleh sahabat radiyallahu ‘anhu.”Amal perbuatan apakah yang paling utama?”Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Iman kepada Allah”…(Hadits riwayat Muslim).

Teguh diatas keimanan serta benar dalam setiap amalan, mencerminkan ciri muslim yang sempurna. Ia jalani hidupnya dengan beramal sebagai bukti cinta dan pengharapannya sebagai hamba yang berbakti kepada Allah subhanahu wata’ala. Ia menghambakan dirinya secara penuh dengan menafikan pengabdian-pengabdian lainnya. Ikhlas beramal serta ridha akan segala hal yang ditaqdirkan_Nya.

Sumber: Eko JOekamZz

  1. Tinggalkan komentar

Tinggalkan komentar