Ber-Valentine, if you know you will say no never

Tidaklah ada sebuah syariat yang diajarkan Islam yang berakibat keburukan. Dan terbukti bahwa seluruh apa yang disyariatkan Islam benar-benar membawa kebaikan dan mengantarkan umat yang ta’at menuju kepada keridhoan. Tatkala valentine’s day bukan dari dan untuk Islam, sudah tentu ia mengandung berbagai jenis kerusakan dan keburukan. Tentu di antaranya ialah membawa racun-racun dosa bagi siapa saja yang turut serta di dalamnya. Di antara dosa-dosa ber-valentine yang begitu nyata itu ialah:

Dosa Latah dan Ber-tasyabbuh

Di antara dosa-dosa ber-valentine ialah latah dan meniru serta ber-tasyabbuh. Meniru dan latah erat kaitannya dengan rasa kagum, pengagungan, serta kecintaan seseorang. Tidaklah seseorang meniru melainkan sebab kekagumannya, atau pengagungannya atau sebab kecintaannya. Jauh-jauh hari Islam telah mengingatkan umatnya agar berhati-hati dan waspada dari kebiasaan latah dan meniru-niru. Sebab salah melatah dan meniru akan berakibat kesalahan yang sungguh sangat berbahaya. Apabila yang ditiru ialah orang-orang yang sholih yang menjadi qudwah (teladan) umat maka keberuntungan. Namun apabila yang ditiru ialah kaum fasiq (suka berbuat dosa), kaum kafir, maka berarti musibah dan kemaksiatan.

Perhatikanlah sabda Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam tentang perilaku apa yang kiranya akan dilakukan oleh umat ini. Abu Said al-Khudri radhiyallahu anhu menyebutkan bahwa Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لَتَتْبَعُنَّ سُنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا شِبْرًا وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ ، حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ » . قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى قَالَ « فَمَنْ »

“Sungguh kalian akan mengikuti (perlakuan) orang yang sebelum kalian, sejengkal sejengkal, dan sehasta demi sehasta, sehingga seandainya mereka masuk ke lubang biawak sekalipun tentu kalian tetap mengikuti mereka.” Kami bertanya: “Wahai Rosululloh, apakah mereka itu Yahudi dan Nasrani?”. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa (kalau bukan mereka)?”[i]

Sungguh, sebagian besar umat ini telah mengikuti Yahudi dan Nasrani, bahkan mereka telah meniru dan semangat untuk bisa menjadi serupa atau sama dengan dua kaum tersebut. Padahal Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengancam dalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Siapa saja yang menyerupakan diri dengan suatu kaum maka ia termasuk dari kaum itu.”[ii]

Dosa Kagum dan Cinta Kaum Kafir

Bisa jadi karena kekaguman mereka meniru suatu kaum tersebut. Bisa juga karena pengagungan atau juga karena kecintaan. Alasan manapun yang mereka pegangi semuanya adalah kesalahan dan musibah.

Perhatikanlah apa yang dikisahkan oleh seorang sahabat yang mulia, Anas bin Malik radhiyallahu anhu. Suatu saat dia pernah berkata: “Datanglah seorang laki-laki kepada Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam lalu bertanya: “Wahai Rosululloh, kapan kiranya akan tegak hari kiamat?” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apa yang telah kau persiapkan untuk menyambut kiamat?” Dia menjawab: “Kupersiapkan kecintaanku kepada Alloh dan kepada Rosul-Nya”. Lalu beliau pun bersabda:

فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

“Sesungguhnya kau akan bersama siapa yang kau cinta.”

Kemudian Anas radhiyallahu anhu mengatakan: “Kami (para sahabat) tidaklah pernah merasa gembira setelah keislaman kami dengan kegembiraan sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Sesungguhnya kau akan bersama siapa yang kau cinta”. Anas radhiyallahu anhu pun mengatakan, “Aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, Abu Bakar, dan Umar. Aku berharap bisa bersama mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka”.[iii]

Bila seseorang akan dikumpulkan bersama siapa yang dipuja dan dicinta, maka bagaimana kiranya nasib orang-orang yang mencinta dan mengagungkan kaum fasik dan orang-orang kafir lagi durhaka? Musibah apa lagi kiranya yang lebih besar dari ini semua?

Dosa Menghamburkan Harta dan Ikut Perbuatan Setan

Tak sayang harta menjadi hal yang wajar bagi mereka yang ber-valentine. Dengan dalih menebarkan kasih sayang (menurut persangkaan mereka), mereka hamburkan harta. Inilah salah satu jalan setan yang mereka pilih dan mereka ikuti. Yaitu menyia-nyiakan harta dan dan membelanjakannya untuk kemaksiatan. Dan Alloh azza wajalla telah berfirman:

… dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan, dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Robbnya.[iv]

Dosa Pergaulan Bebas dan Perzinaan

Tak dipungkiri bahwa Islam adalah agama kasih sayang dan memerintahkan agar umatnya senantiasa berkasih sayang. Namun sesungguhnya kasih sayang dalam Islam ialah kasih sayang yang mulia, kasih sayang yang tulus dan tak kenal pamrih. Ialah kasih sayang yang penuh dengan aturan, adab dan tata krama syari’atnya yang agung. Bandingkan dengan kenyataan kaum yang menebarkan kasih sayang di hari valentine. Bukankah mereka telah banyak melanggar aturan Islam dalam berhubungan antara laki-laki dengan perempuan yang telah diatur dengan aturan yang indah dan luhur? Bukankah bervalentine semakna dengan berpesta pergaulan bebas antara laki-laki dengan perempuan tanpa aturan?

Allohumma, ya Alloh, ampunkan buat kami atas dosa dan kelemahan kami. Sungguh, menebar kasih sayang menurut mereka ialah pergaulan bebas tanpa aturan, pergaulan bebas tanpa tata krama. Berbaurnya laki-laki dengan kaum perempuan dan dilakukannya apa yang mereka hendak lakukan semaunya dan tanpa batasan. Berpasanag-pasangan dan bersepi-sepi, sembunyi dari pandangan mata manusia untuk bermaksiat kepada Dzat Yang tak kan tersembunyi perzinaan mereka bagi-Nya azza wajalla.

Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ كَانَ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ

“Tidaklah seorang laki-laki bersepi-sepi berduaan dengan seorang perempuan (yang bukan istrinya) kecuali yang ketiganya ialah setan”[v]

Sehingga setanlah yang menghias dan mengarahkan semua pandangan mata, seluruh ucapan lisan, semua yang terdengar, seluruh sentuhan dan langkah langkah-langkah kaki mereka. Jadilah mereka diperbudak oleh setan setelah mereka diperbudak oleh nafsu.

Apakah bersama-sama melakukan perbuatan dosa seperti ini yang dinakaman berkasih sayang? Apakah bersama-sama memperturutkan nafsu lalu tunduk patuh diperbudak setan seperti ini yang namanya berkasih sayang?

Hanya kepada Alloh ta’ala kita adukan semua musibah yang menimpa sebagian besar umat ini. Semoga Alloh subhanahu wata’ala memelihara kita dan keluarga kita dari dosa-dosa dan kemaksiatan. Amin.

Singkat Sejarah dan cerita:

ARTIKEL…………….
Boleh jadi tanggal 14 Pebruari setiap tahunnya merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak remaja, baik di negeri ini maupun di berbagai belahan bumi. Sebab hari itu banyak dipercaya orang sebagai hari untuk mengungkapkan rasa kasih sayang. Itulah hari valentine, sebuah hari di mana orang-orang di barat sana menjadikannya sebagai fokus untuk mengungkapkan rasa kasih sayang.

Dan seiring dengan masuknya beragam gaya hidup barat ke dunia Islam, perayaan hari valentine pun ikut mendapatkan sambutan hangat, terutama dari kalangan remaja ABG. Bertukar bingkisan valentine, semarak warna pink, ucapan rasa kasih sayang, ungkapan cinta dengan berbagai ekspresinya, menyemarakkan suasan valentine setiap tahunnya, bahkan di kalangan remaja muslim sekali pun.

Perayaan Valentine’s Say adalah Bagian dari Syiar Agama Nasrani

Valentine’s Day menurut literatur ilmiyah yang kita dapat menunjukkan bahwa perayaan itu bagian dari simbol agama Nasrani.

Bahkan kalau mau dirunut ke belakang, sejarahnya berasal ari upacara ritual agama Romawi kuno. Adalah Paus Gelasius I pada tahun 496 yang memasukkan upacara ritual Romawi kuno ke dalam agama Nasrani, sehingga sejak itu secara resmi agama Nasrani memiliki hari raya baru yang bernama Valentine’s Day.

The Encyclopedia Britania, vol. 12, sub judul: Chistianity, menuliskan penjelasan sebagai berikut: “Agar lebih mendekatkan lagi kepada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari .

Keterangan seperti ini bukan keterangan yang mengada-ada, sebab rujukannya bersumber dari kalangan barat sendiri. Dan keterangan ini menjelaskan kepada kita, bahwa perayaan hari valentine itu berasal dari ritual agama Nasrani secara resmi. Dan sumber utamanya berasal dari ritual Romawi kuno. Sementara di dalam tatanan aqidah Islam, seorang muslim diharamkan ikut merayakan hari besar pemeluk agama lain, baik agama Nasrani ataupun agama paganis dari Romawi kuno.

Katakanlah: Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.

Kalau dibanding dengan perayaan natal, sebenarnya nyaris tidak ada bedanya. Natal dan Valentine sama-sama sebuah ritual agama milik umat Kristiani. Sehingga seharusnya pihak MUI pun mengharamkan perayaan Valentine ini sebagaimana haramnya pelaksanaan Natal bersama. Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang haramnya umat Islam ikut menghadiri perayaan Natal masih jelas dan tetap berlaku hingga kini. Maka seharusnya juga ada fatwa yang mengharamkan perayaan valentine khusus buat umat Islam.

Mengingat bahwa masalah ini bukan semata-mata budaya, melainkan terkait dengan masalah aqidah, di mana umat Islam diharamkan merayakan ritual agama dan hari besar agama lain.

Valentine Berasal dari Budaya Syirik.

Ken Swiger dalam artikelnya “Should Biblical Christians Observe It?” mengatakan, “Kata “Valentine” berasal dari bahasa Latin yang berarti, “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Maha Kuasa”. Kata ini ditunjukan kepada Nimroe dan Lupercus, tuhan orang Romawi”.

Disadari atau tidak ketika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Icon si “Cupid ” itu adalah putra Nimrod “the hunter” dewa matahari.

Disebut tuhan cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri. Islam mengharamkan segala hal yang berbau syirik, seperti kepercayaan adanya dewa dan dewi. Dewa cinta yang sering disebut-sebut sebagai dewa Amor, adalah cerminan aqidah syirik yang di dalam Islam harus ditinggalkan jauh-jauh. Padahal atribut dan aksesoris hari valentine sulit dilepaskan dari urusan dewa cinta ini.

Walhasil, semangat Valentine ini tidak lain adalah semangat yang bertabur dengan simbol-simbol syirik yang hanya akan membawa pelakunya masuk neraka,
naudzu billahi min zalik.

Semangat valentine adalah Semangat Berzina

Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran sikap dan semangat. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.

Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, petting bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang, bukan nafsu libido biasa.

Bahkan tidak sedikit para orang tua yang merelakan dan memaklumi putera-puteri mereka saling melampiaskan nafsu biologis dengan teman lawan jenis mereka, hanya semata-mata karena beranggapan bahwa hari Valentine itu adalah hari khusus untuk mengungkapkan kasih sayang.

Padahal kasih sayang yang dimaksud adalah zina yang diharamkan. Orang barat memang tidak bisa membedakan antara cinta dan zina. Ungkapan make love yang artinya bercinta, seharusnya sedekar cinta yang terkait dengan perasan dan hati, tetapi setiap kita tahu bahwa makna make love atau bercinta adalah melakukan hubungan kelamin alias zina. Istilah dalam bahasa Indonesia pun mengalami distorsi parah.

Misalnya, istilah penjaja cinta. Bukankah penjaja cinta tidak lain adalah kata lain dari pelacur atau menjaja kenikmatan seks?

Di dalam syair lagu romantis barat yang juga melanda begitu banyak lagu pop di negeri ini, ungkapan make love ini bertaburan di sana sini. Buat orang barat, berzina memang salah satu bentuk pengungkapan rasa kasih sayang. Bahkan berzina di sana merupakan hak asasi yang dilindungi undang-undang.

Bahkan para orang tua pun tidak punya hak untuk menghalangi anak-anak mereka dari berzina dengan teman-temannya. Di barat, zina dilakukan oleh siapa saja, tidak selalu Allah SWT berfirman tentang zina, bahwa perbuatan itu bukan hanya dilarang, bahkan sekedar mendekatinya pun diharamkan.

  1. Tinggalkan komentar

Tinggalkan komentar