KU Ingat Selalu Nasihatmu (Nikahan)

Ananda berdua yang berbahagia, detik-detik yang bersejarah telah terjadi pada…………ini, khususnya pada sa’at kalian berdua duduk bersanding sebagai pengantin baru, yang telah memisahkan lembaran lama dan lembaran baru kalian. Detik yang memisahkan kalian dengan masa remaja telah terjadi dan masa remaja kalian tidak akan pernah terulang lagi untuk selama-lamanya, karena telah diganti dengan masa wibawa, menjadi anggota masyarakat yang penuh kewajiban dan tanggung jawab.

Coba kalian lihat ke depan, ke kiri dan ke kanan, semua keluarga, handai tolan, sahabat turut menyaksikan hari bahagia kalian. Bahkan keluarga yang jauh sekalipun berusaha untuk menyisihkan waktu di tengah-tengah kesibukannya untuk menyaksikan hari bahagia kalian.

Kami sungguh yakin, sebenarnya ananda berdua sudah memahami dan menyadari tentang arti kalimat yang ananda berdua ucapkan pada sa’at akad nikah, karena taufiq, hidayah dan inayah-Nya senantiasa menyertai kalian berdua. Walaupun demikian, kami ingin menyampaikan pesan Alloh Subhaanahu Wa Ta’aalaa, sekadar pengantar kalian dalam membuka dan mengisi lembaran baru kehidupankalian, yang tercantum dalam Al-Qur’an Surat Ar-Ruum, No. Surat: 30, ayat: 21, yang berbunyi:

Yang artinya: “Dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah Ia telah menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, agar kamu hidup tenteram; kemudian Ia ciptakan di antara kamu saling mencintai dan menyayangi. Sesungguhnya yang demikian niscaya menjadi ayat (tanda kekuasaan Alloh) bagi kaum yang berpikir”.

Semoga dalam rumah tangga kalian berdua tercipta ketenteraman dan tumbuh dengan subur rasa cinta serta kasih sayang di antara kalian, sebagaimana yang Alloh firmankan dalam ayat tersebut.

Ananda berdua yang berbahagia, pernikahan bukan semata-mata mempunyai arti naluri memenuhi hasrat birahi dua jenis manusia, tetapi pernikahan mengandung arti kecintaan kepada Sunnah Rosululloh untuk mewujudkan kehidupan manusia yang tenteram dan melahirkan keturunan yang sholeh dan sholehah di bawah tanggung jawab seorang bapak dan ibu yang beriman sekaligus untuk menggapai kebahagiaan di akherat.

Rosululloh Shollalloohu Alaihi Wasallam bersabda:

Yang artinya: “Adapun menikah itu merupakan sunnahku, barangsiapa yang menghidup-hidupkan sunnahku berarti dia mencintaiku, dan barangsiapa yang mencintaiku maka dia akan bersamaku berada di dalam surga. Oleh karena itu barangsiapa yang membenci sunnahku, maka dia tidak terbilang dari golonganku”.

Ketenteraman tidak dapat dilahirkan oleh harta benda, karena harta benda bisa habis dan hancur binasa. Tidak juga oleh pangkat dan jabatan, karena kedua-duanya itu tidak akan abadi di tangan manusia. Sebenarnya ketenteraman itu hanya dapat dibina atas dasar agama dan iman. Karena iman akan selalu menyertai kalian berdua di dalam berbagai kondisi dan situasi, baik dalam keadaan suka dan duka, dengan iman Insyaa Alloh kalian berdua mampu melenyapkan segala kebimbangan, kekhawatiran, dan pesimisme dalam hidup kalian.

Kami ingin berpesan kepada mempelai pria, ketahuilah isterimu itu bukanlah Asiyah yang begitu tegar dalam menghadapi tekanan, bukan pula Masyithoh yang sabar menghadapi penganiayaan, bukan Siti Hajar yang tabah dalam sengsara, bukan Khodijah yang pandai berjuang, bukan juga Aisyah yang pandai memelihara keluarga, tapi isterimu hanyalah wanita yang hidup di akhir zaman, yang ingin menjadi isteri sholihah, ia mendambakan seorang suami yang penuh tanggung jawab; melindungi, mencintai dan menyayanginya. Oleh karena itu jagalah dia, lindungilah dia, cintailah dia, dan sayangilah dia.

“Satu nasehat pada suami,

isteri yang baru harus tunjuki,

jangan disepak jangan dimaki

haraplah dia pintu rezeki.

Kami juga ingin berpesan kepada mempelai wanita, ketahuilah suamimu itu bukanlah Nabi Sulaiman yang begitu kaya raya yang dapat memberimu pada setiap apa yang kamu minta, bukan pula Nabi Yusuf yang tampan menggairahkan, bukan Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi Wasallam yang santun dalam bertuturkata, tapi ia adalah laki-laki bisa yang hidup di akhir zaman, hanya ingin menjadi suami yang sholeh, ia mendambakan seorang isteri yang penuh kecintaan; menyayangi, melayaninya. Oleh karena itu cintailah dia, layanilah dia, dan sayangilah dia.

Pindah nasehat pada sang isteri

pada suami jangan berani

meminta itu meminta ini

akhirnya jalan sana dan sini.

Pada mertua hendak setia

jangan dicoba disia-sia,

carilah akal budi upaya

agar mendapat hajat mulia.

Pada mertua kami mohonkan

mantu yang salah minta ma’afkan

minta ajari sambil do’akan

janganlah mantu jadi sesalan.

Akhirnya, kami yang hadir dalam waktu yang bersejarah bagi kalian berdua ini, ingin menghantarkan kalian berdua dengan do’a yang kita sampaikan kepada Alloh dari lubuk hati yang ikhlas.

Mudah-mudahan sumber rezeki kalian selebar langit dan seluas bumi. Dan rezeki kalian selalu mengalir lancar selancar air sungai, sederas air hujan, sebanyak hitungan pasir patai. Jika rezeki kalian itu jauh, mudah-mudahan Alloh mendekatkan. Jika masih di atas langit, Alloh menurunkan. Jika masih di dalam bumi, Alloh mengeluarkan. Jika masih kotor, Alloh merbersihkan dengan shodaqoh, infaq dan zakat. Semoga Alloh menggerakkan hati kalian untuk mengelola dan mengembangkan rezeki kalian itu dengan cara yang halal, dan tidak menggunakannya untuk maksiat, dosa dan hal-hal yang harom. Tapi, untuk memberi nafkah agama dan keluarga, yaitu untuk membesarkan anak-anak kalian sehingga menjadi anak-anak kalian yang ‘alim; pinter ngajinya, pinter juga sekolahnya, berkhlaqul karimah, berbudi pekerti yang baik dan mandiri yang tangguh hingga berhasil guna menghadapi tantangan setiap perkembangan dan kemajuan zaman. Semoga Alloh menamkan cinta kalian kepada pasangan hidup kalian, anak-anak kalian, anggota keluarga kalian, sanak famili kalian, teman dan kerabat kalian yang baik sedalam samudra luas, setinggi gunung Himalaya, seluas jagad raya. Semoga Alloh melekatkan cinta kalian kepada Alloh-Rosul-Amir-Orangtua kalian hingga kalian masuk ke dalam surga Firdaus bersama Nabi kalian dan orang-orang yang sholih dan mati syahid. Aamiin

Sumber Artikel: Sulaeman Syuur

  1. Tinggalkan komentar

Tinggalkan komentar