Makin Tinggi Makin Lebar

Dalam kehidupan yang namanya makin tinggi makin sempit seharusnya, seperti Piramida di Mesir, yang ujungnya runcing.

Akan tetapi perlu di ketahui, bahwasanya ilmu agama itu makin tinggi tingkatannya makin lebar cakupannya, tidak seperti halnya ilmu dunia yang makin sempit cakupannya.

*/ Ilmu Dunia

* Waktu SD ilmu yang dipelajari ada Matematika, IPA, IPS, BahasaIndonesia, Bahasa Inggris, Agama, Bahasa Jawa, PPKN, dll.
* Waktu SMP sama dengan SD
* SMA pelajaran makin dikurangi, karena ada penjurusan, apalagi yang SMK
* Waktu kuliah makin sempit lagi cakupannya, karena hanya prodi tertentu saja

*/ Ilmu Agama

* Ketika usia caberawit [PUAD, TK, SD], belajar huruf hijaiyah, harokat, iqro’
* Memasuki usia pra remaja [SMP] mulai belajar bacaan Al-Qur’an makna dan keterangan, dan beberapa hadits himpunan
* Waktu usia remaja [SMA-lulus/sebelum nikah] mulai belajar beberapa hadits Kutubussittah yang diadakan oleh PAC, PC, DPD
* Bila selalu melanjutkan dengan mondok untuk menghatamkan kutubussittah dan seterusnya

Urusan agama ini akan terus meluas dan meluas mengikuti perkembangan zaman dengan hukum yang tetap yang telah diterapkan oleh Sang Pencipta Yang Maha Esa [Allah SWT] dan yang telah diterangkan pula oleh RosulNya yaitu Muhammad SAW. Hukum dalam agama mencakup tiap aspek ilmu pengetahuan yang ada, agar ilmu itu tidak melewati batasan-batasan, justru agar ilmu itu bermanfaat.

Contoh:

#Dalam ilmu kesehatan

‘Siwak berbentuk batang, diambil dari akar dan ranting segar tanaman arak (Salvadora persica) yang berdiameter mulai dari 0,1 cm sampai 5 cm. Pohon Arak adalah pohon yang kecil, seperti belukar dengan batang yang bercabang-cabang, diameternya lebih dari 1 kaki, jika kulitnya dikelupas warnanya agak keputihan dan memiliki banyak juntaian serat. Akarnya berwarna coklat dan bagian dalamnya berwarna putih, aromanya seperti seledri dan rasanya agak sedikit pedas.

Siwak berfungsi mengikis dan membersihkan bagian dalam mulut. Kata siwak diambil dari kata arab �yudlik� yang artinya adalah �memijat� (yakni memijat bagian dalam mulut). Jadi siwak lebih dari hanya sekedar sikat gigi biasa. Selain itu, batang siwak memiliki serat batang yang elastis dan tidak merusak gigi walau dibawah tekanan yang keras, bahkan batang siwak yang berdiameter kecil, memiliki kemampuan fleksibilitas yang tinggi untuk menekuk ke daerah mulut secara pas untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan dari sela-sela gigi dan menghilangkan plaque. Siwak juga aman dan sehat bagi perkembangan gusi.

Perlu diketahui, bahwa sisa-sisa makanan yang ada pada sela-sela gigi, menjadikan lingkungan mulut sangat baik untuk aktivitas pembusukan yang dilakukan oleh berjuta-juta bakteri yang dapat menyebabkan gigi berlubang, gusi berdarah dan munculnya kista. Selain itu, bakteri juga menghasilkan enzim perusak yang �memakan� kalsium gigi sehingga menyebabkan gigi menjadi keropos dan berlubang. Bahkan, pada beberapa keadaan bakteri juga menghasilkan gas sisa aktivitas pembusukan yang menyebabkan bau mulut menjadi tak sedap.

Penelitian terbaru terhadap kayu siwak menunjukkan bahwa siwak mengandung mineral-mineral alami yang dapat membunuh bakteri, menghilangkan plaque, mencegah gigi berlubang serta memelihara gusi. Siwak memiliki kandungan kimiawi yang bermanfaat, seperti :
– Antibacterial acids, seperti astringents, abrasive dan detergents yang berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi dan menghentikan pendarahan pada gusi. Pada penggunaan siwak pertama kali, mungkin terasa pedas dan sedikit membakar, karena terdapat kandungan serupa mustard di dalamnya yang merupakan substansi antibacterial acids tersebut.
– Kandungan kimia seperti Klorida, Pottasium, Sodium Bicarbonate, Fluoride, Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimethyl amine, Salvadorine, Tannins dan beberapa mineral lainnya yang berfungsi untuk membersihkan gigi, memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi. Bahan-bahan ini sering diekstrak sebagai bahan penyusun pasta gigi.
– Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar, menjadikan mulut menjadi harum dan menghilangkan bau tak sedap.
– Enzim yang mencegah pembentukan plaque yang menyebabkan radang gusi. Plaque juga merupakan penyebab utama tanggalnya gigi secara premature.
– Anti decay agent (Zat anti pembusukan), yang menurunkan jumlah bakteri di mulut dan mencegah proses pembusukan. Selain itu siwak juga turut merangsang produksi saliva (air liur) lebih, dimana saliva merupakan organik mulut yang melindungi dan membersihkan mulut.

Sebuah penelitian terbaru tentang �Periodontal Treatment� (Perawatan gigi secara periodik/berkala) dengan mengambil sample terhadap 480 orang dewasa berusia 35-65 tahun di kota Makkah dan Jeddah oleh para ilmuwan dari King Abdul Aziz University, Jeddah, menunjukkan bahwa Periodontal treatement untuk masyarakat Makkah dan Jeddah adalah lebih rendah daripada studi yang dilakukan terhadap negara-negara lain, hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan siwak berhubungan sangat erat terhadap rendahnya kebutuhan masyarakat Makkah dan Jeddah terhadap �Periodontal Treatment�.

Penelitian lain dengan menjadikan bubuk siwak sebagai bahan tambahan pada pasta gigi dibandingkan dengan penggunaan pasta gigi tanpa campuran bubuk siwak menunjukkan bahwa prosentase hasil terbaik bagi kebersihan gigi secara sempurna adalah pasta gigi dengan butiran-butiran bubuk siwak, karena butiran-butioran tersebut mampu menjangkau sela-sela gigi secara sempurna dan mengeluarkan sisa-sisa makanan yang masih bersarang pada sela-sela gigi. Sehingga banyak perusahaan-perusahaan di dunia menyertakan bubuk siwak ke dalam produk pasta gigi mereka. WHO pun turut menjadikan siwak termasuk komoditas kesehatan yang perlu dipelihara dan dibudidayakan. Mari kita budayakan hidup sehat dengan bersiwak�!!!’.

Rosulullah SAW bersabda “Seandainya tidak memberatkan ummatku, maka aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan wudhu”

hal tersebut telah disunahkan Rosulullah SAW.

#Adapun contoh lain masih banyak dan belum bisa dimuat

  1. Tinggalkan komentar

Tinggalkan komentar