Hai para mt mari kita bernOstalgIa dgn kertozoNo kita.
“KERTOSONO”
Engkau bagaikan penjara suci
Masuk kurus ,keluar jadi belobor
Dan hIdangan makananmu yg istimewa
Blendrang oh blendrang
KERTOSONO
LantUnan bAcAan al Quran
Selalu terdEngar d stiap harinya
tak ada suara-suara lahan di sini
Yg ada hanya musik senam bArokah
Kertosono oh kertosono
di malam yg mencekam
Terdngar suara . . . .
DRENGES, POM, SYAREKAH, STADION, KUDU-KUDU MANA KUDU. . .
. . . Ayo-ayo . . .
Itulah teriakan kejam stiap harinya
KERTOSONO
Jantung trasa copot, bgaikan akan di foNis mati.
Oleh pak DMC dan pak guru tes
ketika menanti sebuah kelulusan . . . . ”
KERTOSONO
Engkau memanglah kejam
Tapi engkau sangat mulia di mata kami
Entah kapan bisa kembAli ke sana
KembAli bisa menikmati hIdangan istimewa
Blendrang oh blendrang
ha…ha…ha… . . .
Sumber: Chena Jokam
Dari puisi konyol di atas bisa kita pahami bahwasanya penderitaan tak selalu menyisakan luka, anggaplah itu sebagai pelajaran yang menambah ketegaran dalam manghadapi hidup yang sekali di dunia ini.
Nb: Mt= mubaligh/mubalighot
Kertosono=pondok kertosono