Kebahagiaan

Sering terlintas di benak saya tentang kebahagiaan, sebenarnya apa itu kebahagiaan, sampai saya menulis artikel ini. Banyak kubaca artikel/catatan teman yang sebenarnya mau saya copy-paste di blog ini, namun dengan seperti itu saya menjadi menemukan jawaban yang selama ini pertanyaan itu muncul di pikiran saya [walau tak pernah saya ungkapkan.

Ada pengalaman seminar tentang kebahagiaan yang saya ikuti dulu sewaktu SMA yaitu seminar ESQ.Saat itu ada yang seorang siswa yang ditanya ‘mengapa kamu sekolah?’ tanya pengisi seminar “biar pinter” jawab siswa, ‘kalau pintar biar apa?’ “biar bisa melanjutkan kuliah” ‘kalau sudah kuliah?’ “biar bisa kerja” ‘kerja untuk apa?’ “mencari uang” ‘kalau sudah dapat uang?’ “?????????????????????…..ehmmmmmm [dengan rasa malu]” ‘kemudian berkeluarga, dan mendapat kebahagiaan. Benarkan??”, siswa pun mengangguk. Seminar itu membahas tentang kecerdasan dan kesuksesan yang sebenarnya berasal, bila diurutkan dari yang paling utama kesukssesan itu berawal yaitu SQ [spiritual quotient/ kecerdasan agama atau spiritual], EQ [emotion quotient/kecerdasan emosional atau mengendalikan emosi], IQ [ intelectual quotient/ kecerdasan berfikir]. Dari ketiga itu semua harus berjalan secara berimbang, akan tetapi kesuksesan didominasi dari SQ, karena SQ adalah fondasi dari tiga kemampuan itu, bila SQ terbentuk dengan baik, maka EQ akan terbentuk dengan baik dan IQ bisa dipergunakan dengan semestinya. BAnyak orang yang memiliki IQ tinggi namun gagal, karena EQ dan SQnya kurang. SQ adalah hal yang paling mendasar yang menjadi fondasi tempat berpijak kemampuan yang lain.

Akan tetapi mengapa banyak orang yang sukses memiliki harta yang melimpah [turah-turah] tapi masih belum merasa bahagia? Kalau dari paragraf di atas jawabannya sudah jelas yaitu SQ [agamanya]….. dan dalam agama di ajarkan apa?

Sewaktu saya mencari catatan yang mau saya copas di blog ini saya menemukan;
#Nabi Musa AS memiliki ummat yang jumlahnya sangat banyak dan umur mereka panjang-panjang. Mereka ada yang kaya danjuga ada yang miskin. Suatu hari ada seorang yang miskin datang menghadap Nabi Musa AS. Ia begitu miskinnya pakaiannya compang-camping dan sangat lusuh berdebu. Si miskin itu kemudian berkata kepada Baginda Musa AS, “Ya Nabiullah, Kalamullah, tolong sampaikan kepada Allah SWT permohonanku ini agar Allah SWT menjadikan aku orang yang kaya. Nabi Musa AS tersenyum dan berkata kepada orang itu, “saudaraku, banyak-banyaklah kamu bersyukur kepada Allah SWT. Si miskin itu agak terkejut dan kesal, lalu ia berkata, Bagaimana aku mau banyak bersyukur, aku makan pun jarang, dan pakaian yang aku gunakan pun hanya satu lembar ini saja”!. Akhirnya si miskin itu pulang tanpa mendapatkan apa yang diinginkannya. Beberapa waktu kemudian seorang kaya datang menghadap Nabi Musa AS. Orang tersebut bersih badannya juga rapi pakaiannya. Ia berkata kepada Nabi Musa AS, “Wahai Nabiullah, tolong sampaikan kepada Allah SWT permohonanku ini agar dijadikannya aku ini seorang yang miskin, terkadang aku merasa terganggu dengan hartaku itu. Nabi Musa AS pun tersenyum, lalu ia berkata, “wahai saudaraku, janganlah kamu bersyukur kepada Allah SWT. Ya Nabiullah, bagaimana aku tidak bersyukur kepada Alah SWT?. Allah SWT telah memberiku mata yang dengannya aku dapat melihat. Telinga yang dengannya aku dapat mendengar. Allah SWT telah memberiku tangan yang dengannya aku dapat bekerja dan telah memberiku kaki yang dengannya aku dapat berjalan, bagaimana mungkin aku tidak mensyukurinya”, jawab si kaya itu. Akhirnya si kaya itu pun pulang ke rumahnya. Kemudian terjadi adalah si kaya itu semakin Allah SWT tambah kekayaannya karena ia selalu bersyukur. Dan si miskin menjadi bertambah miskin. Allah SWT mengambil semua kenikmatan-Nya sehingga si miskin itu tidak memiliki selembar pakaianpun yang melekat di tubuhnya. Ini semua karena ia tidak mau bersyukur kepada Allah SWT#

dan artikel yang telah tertulisdi blog ini.

Dengan begitu inti dari artikel ini bisa saya simpulkan:
Kebahagiaan itu adanya di dalam hati, pikiran kita, kebahagiaan tidak berwujud tapi dirasakan, kalau kita ingin merasa bahagia, kita harus bersyukur selalu, sesusah apapun hidup ini, dan selalu mencari jalannya syukur. Selama kita masih bersyukur maka ketika itu kita merasakan kebahagiaan.

Alhamdulillahi jazakumullahu khoiro semoga manfaat dan barokah.

  1. #1 by Pujiati Sari on 15 Maret 2011 - 19:53

    Tulisan yang sangat memotivasi diri saya. Alhamdulillah lalu udah pernah ngikutin kegiatan ESQ, dan kegiatannya… wah sangat luar biasa…

  2. #2 by renungan on 16 Maret 2011 - 07:20

    saya sangat suka dan sepakat dengan kesimpulannya..
    terima ksih, posting menarik

  3. #3 by 001x on 16 Maret 2011 - 12:07

    Alhamdulillahi jazakumullahu khoiro semua untuk komentnya
    kalau kegiatan ESQ hanya sekali di SMA

Tinggalkan komentar