Rukun Kompak

Rukun kompak adalah kondisi yang mutlak harus diwujudkan, sebagai refleksi (cerminan) budi pekerti orang iman, dan sebagai syarat untuk bisa masuk surga selamat dari neraka. Sebagaimana sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihiwasallam :

Kamu sekalian tidak bisa masuk surga sehingga kamu beriman, dan kamu tidaklah beriman sehingga kamu saling mencintai (rukun). HR Abu Dawud

Secara dalil, orang iman itu adalah bersaudara lahir batin, rukun, kompak, dunia akhirat. Bahkan sejak awal penciptaannya saat berada di alam arwah, mereka ini saling mengenal dan berkelompok dengan sesama jenisnya, sehingga sampai pada kehidupan duniapun mereka saling mempunyai naluri ruhaniyah untuk hidup atau berkelompok dan bergaul secara rukun dengan sesame orang iman. Sebagaimana Firman Alloh dalam Al Qur’an :

Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. QS. Al Hujaraat : 10

Teman-teman akrab pada hari itu (qiyamat), sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. QS. Az Zuhruf : 67

Arwah itu berkelompok-kelompok, yang saling mengenal diantara mereka, bergabung (bisa bergaul dengan baik), dan yang tidak saling mengenal, berselisih (tidak bisa bergaul dengan baik). HR. Muslim

Dengan demikian menurut hadis Nabi di atas sesama orang iman itu harus rukun dan kompak. Apabila tidak bisa rukun dan kompak maka pastilah salah satu diantaranya adalah munafiq atau malah kedua-duanya munafiq. Karena jika orang iman pastilah bisa rukun dan kompak. Terjalin hubungan pergaulan yang mencerminkan kehidupan orang iman yang penuh kedamaian dan persaudaraan Sebagaimana hadis Nabi berikut :

Orang iman itu antara satu dengan lainnya bagaikan sebuah bangunan, memperkuat satu sama lain. HR. Tirmidzi

Engkau melihat orang-orang iman, di dalam saling menyayangi, saling menyenangi, saling mengasihi, mereka itu seperti sekujur tubuh, ketika salah satu anggota tubuh sakit, maka sekujur tubuhnya ikut merasakannya dengan tidak bisa tidur dan panas. HR Bukhori

Persaudaraan yang begitu erat terjalin diantara orang-orang iman ini adalah persaudaraan yang didasarkan pada agama Alloh semata. Bukan karena hubungan kekerabatan, bisnis, maupun karena harta. Kerukunan dan kekompakan semacam inilah yang kelak pada hari qiyamat akan menempatkan mereka pada tempat yang istimewa disisi Alloh, sebagaimana sabda Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam :

“Sesungguhnya diantara hamba-hamba Alloh ada segolongan manusia yang bukan nabi dan bukan pula orang yang mati syahid, yang membuat para nabi dan para syuhada’ iri hati karena tempat mereka (yang istimewa) di sisi Alloh Yang Maha Tinggi.” Para shohabat bertanya : Ceritakanlah pada kami ya Rosululluh, siapakah mereka itu? Kemudian Nabi menjawab : “Mereka adalah kaum atau segolongtan manusia yang saling mencintai karena agama Alloh semata, bukan karena hubungan kekerabatan diantara mereka dan bukan pula karena saling memeberi harta diantara mereka. Maka demi Alloh, sesungguhnya wajah-wajah mereka bercahaya, dan merekapun di atas cahaya. Mereka tidak merasakan susah ketika manusia lainnya merasa susah (karena menghadapi siksa Alloh).” Kemudian Nabi membaca ayat ini : “Ingatlah, sesungguhnya kekasih-kekasih Alloh tiada kekhawatiran atas mereka, dan tiada mereka merasa susah.” HR. Abu Dawud.

Secara konkrit, con toh kerukunan dan kekompakan diantara orang iman ini bisa kita liahat pada kehidupan para shohabatnabi. Bagaimana mereka mereka yang terdiri dari golongan anshor dan muhajirin bisa hidup rukun rukun kompak saling mengasihi dan tolong menolong sebagai diterangkan dalam Al Qur’an :

“Dan orang-orang yang Telah menempati kota Madinah dan Telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka sendiri membutuhkan, dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang-orang yang beruntung.” QS. Al Hasyr : 9

Kerukunan dan kekompakan sangat erat kaitannya dengan kondisi keimanan dan ketaqwaan seseorang. Dalam pembinaannya kita mengenal empat syarat lima sempurna :

1. Bicara yang baik, pahit madu, sopan santun, tau tata karma, papan empan adepan.

2. Jujur, bisa dipercaya dan mempercayai

3. Sabar keporo ngalah, banyak ngalah, bahkan rebutan ngalah

4. Tidak membuat kerusakan

5. Saling memperhatikan dan saling menjaga perasaan.

Sekedar mengaji ulang untuk kembali mengingatkan, mari kita bahas dikit tiap poinnya :

1. Mengenai berbicara yang baik.

Di dalam bergaul hendaknya sesama dulur iman bisa menjaga perkataan agar tidak menyakiti hati dan perasaan dari dulur iman yang lain. Pengendalian diri ini penting agar sesama orang iman bisa bertutur sapa dengan enak, lembut, sopan santun, dan tidak melukai perasaan. Jauhi kata dengan nada kasar, menyakiti, dan jauhi juga kata2 cacian, umpatan, juga kata2 jelek yang lain. Sebagaimana Firman Alloh dalam Al Qur’an :

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah perkataan yang benar/baik. QS. Al Ahzab : 70

2. Untuk mewujudkan kerukunan dan kekompakan maka sesama dulur iman harus bisa jujur, percaya dan mempercayai.

Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur. QS. At Taubah : 119

Sabda nabi shollallohu ‘alaihi wasallam

“Tetapilah kejujuran, karena kejujuran itu menunjukkan pada kebaikan, dan sungguh kebaikan itu menunjukkan pada surga….. Al Hadits.” HR. Tirmidzi

3. Sabar Keporo Ngalah.

Sabar disini lebih ditekankan pada pengendalian emosi, agar segala permasalahan yang ada dihadapi dengan hati samudera, pikiran jernih, tidak mudah marah/emosi. Sedangkan keporo ngalah dimaksudkan agar kita sebagai orang iman itu banyak maafnya, menyadari bahwa kepentingan akhirat itu lebih utama diatas kepentingan pribadi. Jika perlu maka jika ada perselisihan atau sengketa dengan dulur iman lain supaya mengalah. Yang lebih tua mengalah pada yang lebih muda, yang muda mengalah/menghormati yang lebih tua, dengan saling berebut ngalah maka suasana akan kondusif aman terkendali karna Alloh.

Firman Alloh dalam Al Qur’an :

Niscaya orang yang bersabar dan mema’afkan, Sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan. QS. Asy Syuraa : 43

Sabda nabi shollallohu ‘alaihi wasallam :

Dan tidaklah seorang hamba dianiaya pada penganiayaan lalu dia bersabar melainkan Alloh menambah kemulyaannya. HR. Tirmidzi

Sabda nabi shollallohu ‘alaihi wasallam :

“Barang siapa yang menahan amarah, sedangkan dia mestinya bisa melampiaskannya, kelak pada hari qiyamat Alloh memanggilnya atas pimpinan sekalian makhluk, dan menyuruhnya memilih, bidadari mana yang dikehendakinya.” HR Tirmidzi

4. Tidak membuat kerusakan.

Maksudnya tidak berbuat sesuatu kerusakan pada sesama orang iman yang mengakibatkan dulur iman lain menderita, lahir maupun batin, misalnya ; menganiaya, merampas hartanya, mencemarkan nama baiknya, memfitnah, mengadu domba, menggunjing(ngrasani), dll.

Disini kita harus sangat hati-hati, karena sudah menyangkut hak bani adamyang ada qishosh_nya pada hari qiyamat. Jangan sampai kita menjadi golongan yang muflis (bangkrut, habis pahala amalnya karena kena qishosh) sebagaimana diterangkan dalam hadits :

Dari Abu Huroiroh, sesungguhnya Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam berkata : “Tahukah kamu, apakah muflis itu? Para shohabat menjawab : “Muflis menurut pengertian kami adalah orang yang tidak mempunyai uang/dirham dan tidak mempunyai harta.” Rosululloh bersabda : “Muflis dari umatku adalah orang yang datang pada hari qiyamat dengan membawa pahala sholatnya, puasanya, dan zakatnya, dia juga dating (dengan membawa dosa) karena dia dulu telah mencaci orang ini, menuduh/memfitnah orang ini, makan/merampas hartanya orang ini, mengalirkan darahnya orang ini (melukai/membunuh), dan memukul/menganiaya orang ini. Maka dia kemudian (diambilkan) dari pahalanya. Jika telah habis pahalanya sebelum selesai diqishosh dosa-dosa yang menjadi tanggungannya, maka diambilah dosa mereka (yang dianiaya), dan dibebankan kepadanya kemudian dia dilempar ke neraka.”

Untuk itu mari berhati-hati menjaga diri mutawari’ dari setiap hal yang ada qishoshnya. Mari kita ingat dan pahami kembali dalil-dalil berikut ini :

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. QS. Al Hujuraat : 12

Sabda nabi shollallohu ‘alaihi wasallam :

Jauhilah berprasangka, karena sesungguhnya prasangka itu cerita paling dusta, dan jangan saling meneliti, mencari-cari kesalahan, dan jangan pula saling menjerumuskan, saling dengki, saling membenmci, dan saling membelakangi/mengabaikan,jadilah wahai sekalian hamba Alloh, bersaudara” HR. Bukhori

Sabda nabi shollallohu ‘alaihi wasallam :

Orang islam adalah saudara orang islam lainnya, janganlah menghianatinya, mendustainya, dan merendahkannya. Semua orang islam atas orang islam itu haram kehormatannya, hartanya, dan darahnya. Taqwa itu disini (di dalam hati), cukup seseorang dikatakan jelek, jika dia meremehkan saudaranya muslim. HR. Tirmidzi

5. Saling memperhatikan dan menjaga perasaan.

Inilah poin penyempurna dari 4 poin sebelumnya. Untuk saling mengakrabkan hubungan persaudaraan sesama orang islam / ukhuwah islamiyah sehingga menjadi kian rukun dan kompak lahir batin dunia akhirat.

Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang Telah kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.

QS. Al Hijr : 88

Sabda nabi shollallohu ‘alaihi wasallam :

“sesungguhnya Alloh telah memberi wahyu kepadaku agar kamu sekalian bersikap rendah hati, dan janganlah mendurhakai yang satu dengan yang lainnya, dan janganlah pula congkak antara yang satu dengan lainnya.” HR Abu Dawud

Demikian sedikit nasehat sebagai pengingat untuk diri sendiri, dan untuk dulur iman yang sedang membutuhkan nasehat hehe… J Mudah-mudahan Alloh paring rukun kompak, aslb, sukses dunya akhirat, masuk surga selamat dari neraka, amiiin. AJKK

  1. Tinggalkan komentar

Tinggalkan komentar