Jangan Bosan

Bosan memang wajar, lelah itu juga lumrah, capek itu biasa, semua adalah ambang batas kemampuan kita sebagai manusia biasa yang di beri kekurangan dan ketidak sempurnaan, meski kita adalah makhluk Allah yang sebaik-baiknya makhluk. Kita diberi akal, pikiran, cipta, rasa dan karsa. Namun dibalik itu semua harus disadari kita memiliki kekurangan, kita memiliki apa yang makhluk Allah lain tidak memiliki, dan mereka makhluk Allah yang lain memiliki apa yang tidak kita miliki, dan kita hidup untuk saling melengkapi satu sama lain.

Kembali ke topik utama, kita boleh capek, boleh lelah, boleh lemas, boleh boleh saja, tapi satu hal yang tidak boleh sedikit pun kita itu bosan, lelah dan capek, merasa pun jangan sampai, kalau sampai terjadi, fatallah kita, yaitu menetapi hidayah Allah. Hidayah Allah yang diberikan kepada manusia itu tidaklah semua orang diberikan hanya ornag-orang tertentu, itu adalah tiket menuju surga yang kekal abadi di dalamnya, nikmat selama-lamanya, muda selamanya, sehat tanpa sakit selamanya. Dan hidayah bisa saja Allah cabut sewaktu-waktu tanpa disadari oleh diri kita, karena hidayah itu memang hilang dan datangnya begitu mudah jika Allah menghendaki. Allah memberikan hidayah hanya pada orang-orang yang Allah cintai, sabda Rosulullah SAW “…sesungguhnya Allah memberikan dunia kepada orang yang Allah cintai dan orang tidak dicintai, akan tetapi Allah tidak memberi agama (hidayah) kecuali pada orang yang Allah cintai”. Nabi selalu berdo’a meminta perlindungan kepada Allah agar hatinya selalu ditetapkan dalam agama Allah [ya muqollibal qulub tsabit qolbi ala dinik], sampai A’isyah bertanya kepada nabi ‘mengapa engkau selalu berdo’a seperi itu?’ “karena hati itu berada diantara 2 jari Allah, jika Allah menghendaki tetap maka akan tetap, jika Allah menghendaki lepas hilanglah hidayah”. Oleh karena itu kita tidak boleh bosan, lelah, capek menetapi agama Allah yang haq, bahkan merasa saja bisa berakibat hilangnya tiket kita menuju surga [hidayah], karena di tengah kelelahan itu syetan akan datang dan mengganggu serta membuat hati kita goyah agar keluar dari agama Allah.

Ingat bahwasanya amal tanpa hidayah tak berararti apa-apa, tidak bisa membuat kita masuk surga Allah, dan mendapat ridho Allah, sebesar apapun amalan itu. Ingat pula bosan menetapi hidayah itu tak boleh, bukankah Allah memerintahkan kita ada waktunya, kita hanya sementara di dunia tak lama, tak sampai seratus limapuluh tahun, di banding kehidupan di Akhirot, yang selama-lamanya tak ada kematian, kalau senang, senang selamanya, kalau menderita menderita selamanya, tanpa henti semua itu. Ingat firman Allah SWT “dan sembahlah Tuhanmu [Muhammad] sampai kedatangan yaqin[kematian]”, jadi kita wajid bersabar sampai maut menjeput kita, jangan bosan, lelah, capek putus asa, menetapi agama Allah, apalagi sampai bunuh diri na’udzubillahi min dzalik. Bila rasa bosan mulai datang:
*#Coba ingat surga [tempat segala nikmat, muda terus tak akan pernah tua, hidup terus tak akan pernah mati, tampan/cantik terus selamanya, nikmat terus tak akan susah, sehat terus tak akan sakit]
*#Ingat neraka [sengsara selamanya, tempat segala penderitaan, tempat dimana-mana hanya api yang hitam gelap, panas 70x panas api dunia, api yagn dipanaskan oleh Allah selama 3000 tahun, 100 th pertama api berwarna merah, 1000th kedua api berwarna putih, 1000th ketiga api berwarna hitap gelap, belum lagi para malaikat zabaniyah yang kejam hanya taat kepada Allah, ditambah siksaan lain yang amat berat dan pedih]
*#Ingat mati [mati datangnya sewaktu-waktu kita tidak tahu kapan maut itu tiba, apa sekarang, nanti besok atau kapan, setelah mati apakah kita selamat dari siksa kubur, yang mana kubur itu adalah tempat pertama Akhirot, kalau selamat kedepanpun akan selamat, kalau tidak kedepanpun akan celaka, selamanya…. cukuplah mati itu sebagai peringatan]

Ingat hidayah kita jangan sampai lepas, untuk manjaganya:
*#Perbanyak bersyukur, syukur kita yang dipilih oleh Allah untuk menetapi hidayahNya, meski miskin, susah, mlarat, payah kita masih punya tiket menuju surga, apalagi yang tercukupi, mereka yang hidup penuh kemewahan senang-senang selalu mati belum tentu masuk surga, meski hidup kaya raya, megah, mewah rumahnya, namun harta tidaklah bisa menebus siksanya Allah
*#Agungkan kebesaran Allah, dengan mengagungkan ayat-ayat Allah [tanda kebesaran Allah] kita bisa terus bersyukur, selalu memuji kebesaran Allah. Firman Allah “barang siapa yang mengagungkan tanda-tanda kebesaran Allah itu, maka itu sebagian dari ketaqwaan”
*#Persungguh dalam ibadah, melakukan ibadah selalu dipersungguh, menyempat-nyempatkan, berusaha yang terbaik itu bisa membuat kita bersemangat selalu dan terjaga dari godaan, ketika kita mempersungguh meski berat, karena mau ikhlas menerima peraturan Allah semua menjadi mudah karena Allah mempermudahnya. Firman Allah dalam hadits qudsi “wahai anak turun Adam sempat-sempatkanlah ibadah kepadaKu, aku akan memenuhi hatimu dengan cukup, dan Ku tutupi kekuranganmu/kefakiranmu, jika tidak maka Aku penuhi hatimu dengan rasa sibuk, sempit, dan tidak akan ku tutupi kekuranganmu/kefakiranmu
*#Meminta padaAllah agar dijaga hidayah itu [berdo’a], yang memiliki hidayah yang sesungguhnya adalah Allah bukan yang lain maka kita meinta hidayah dan meminta perlindungan kepada Allah pula, firman Allah SWT “sesungguhnya kamu [Muhammad] tidaklah bisa menunjukkan [memberi hidayah] pada orang yang kamu sukai, akan tetapi Allah menunjukkan pada orang yang dikehendaki”.

Alhamdulillahi jazakumullahu khoiro, semoga manfaat dan barokah

  1. Tinggalkan komentar

Tinggalkan komentar