Jagalah Diri

PENJAGAAN MANUSIA DARI PENGARUH JIN DAN SYETAN

Iblis dan anak-anaknya yaitu : Zalnabur, Tzabar, A’war, Maswath, Dasim dan tugas mereka dalam menyesatkan manusia, kemudian diterangkan pula macam-macam jin yang sebagian iman dan sebagian pengikut iblis dan anak turunnya, begitu pula tempat tinggal mereka ada yang di darat, di laut, di udara, di hutan-hutan, di jurang-jurang, di gunung-gunung, di lembah-lembah, di kota, di desa, di luar rumah, di dalam rumah, bahkan kemana kita pergi selalu ada yang mengikuti kita.

Dari sini dapat kita ketahui bahwa sebenarnya kita telah dikepung oleh mereka dari segala arah agar kita terpengaruh, akhirnya jadi orang sesat.
Untuk membentengi diri kita dari usaha iblis tersebut, perlu kiranya dalam kesempatan ini diterangkan lebih lanjut, tentang tekad iblis dan usaha-usahanya, sasaran mana yang dituju dan apa target yang hendak dicapai dan tahapan-tahapannya, kemudian bagaimana kita menangkal semua tipu dayanya dan lain-lain.

Iblis bertekad memenuhi sumpahnya dan benar apa yang menjadi sangkaannya. Iblis telah mengerahkan segala potensi yang ada melalui anak cucunya, melalui jin-jin kafir yang menjadi pengikutnya, manusia-manusia yang menjadi tentaranya ditunjang dengan perkembangan sarana dan prasarana serta semua perlengkapan yang memungkinkannya, denga tekad memenuhi sumpahnya di hadapan Allah Azza wa Jalla dengan keyakinan usahanya pasti berhasil memperdayakan manusia, maka pasti banyak yang masuk perangkapnya menjadi orang-orang fasiq, dholim, munafik dan kafir.

Allah berfirman : dalam surat saba’ ayat 20
وَلَقَدْ صَدَّقَ عَلَيْهِمْ إِبْلِيسُ ظَنَّهُ فَاتَّبَعُوهُ إِلَّا فَرِيقاً مِّنَ الْمُؤْمِنِينَ
Artinya ” Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebahagian orang- orang yang beriman.

…..وَلاَ تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ سورة الأعراف 17
Artinya : ……”Dan tidak kamu dapati kebanyakan mereka menjadi orang-orang yang bersyukur.”
قَالَ أَنظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ * قَالَ إِنَّكَ مِنَ المُنظَرِينَ * قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ * ثُمَّ لآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ وَلاَ تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
Artinya : ” Berkata Iblis : Wahai Tuhan, berilah tempo (untuk menyesatkan manusia) sampai dengan hari qiyamat. Allah berfirman : engkau Iblis, termasuk orang yang diberi tempo, Iblis berkata : “sebab engkau telah menyesatkan aku, maka niscaya aku akan duduk untuk mereka di jalanmu yang lurus, kemudian sungguh aku akan datang kepada mereka dari hadapan mereka, dari kanan mereka, dari kiri mereka dan tidak kamu dapati kebanyakan dari mereka orang-orang yang bersyukur.”

وَلأُضِلَّنَّهُمْ وَلأُمَنِّيَنَّهُمْ ….الأية سورة النسا 119
Artinya : “Dan sesungguhnya aku akan menyesatkan mereka dan memberi angan-angan kepada mereka”

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأَرْضِ وَلأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ * إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ * سورة الحجر 39-40
Artinya : “Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. kecuali hamba-hambaMu dari mereka yang murni.”
Iblis mempunyai kesempatan menyesatkan manusia sangat lama, yaitu sampai datangnya hari qiyamat, berarti dihitung dari zaman Nabi Adam sampai sekarang, dia sudah mempunyai berjuta-juta pengalaman dalam hal menyesatkan manusia, dia sangat professional legih-lebih kalau kita memahami ayat-ayat diatas, maka mengetahui bahwa cara Iblis menjerumuskan Manusia ke lemba kesesatan itu dengan cara antara lain :

1. Semua jalan Allah diduduki Iblis
2. Iblis datang dari segala arah, dari muka, dari belakang, dari kiri kanan.
3. Iblis menghiasi amalan-amalan yang jelek supaya kelihatan baik, amalan-amalan yang jahat kelihatan biasa saja, amalan yang keji kelihatan memuaskan, menyenangkan, lezat, nikmat, sehingga banyak orang yang terpikat.
4. Iblis memberi angan-angan yang muluk-muluk atau harapan-harapan yang menyenangkan padahal kosong belaka.
5. Iblis menyesatkan melalui tempat-tempat vital dengan taktik strategi yang berdasarkan banyak pengalaman.

KEDUDUKAN HATI BAGI ANGGOTA BADAN DAN MASUKNYA IBLIS KE DALAMNYA

Hati secara fisik adalah organ tubuh yang bentuknya seperti buah nanas, organ tubuh yang paling penting untuk menggerakkan darah mengalir keseluruh tubuh.
الْقَلْبُ عَضْوٌ صَنَوْبِرِيُّ الشَّكْلِ مُوْدَعٌ فِـى الْجَانِبِ اْلأَيْسَرِ مِنَ الصَّدْرِ وَهُوَ أَهَمُّ أَعْضَاءِ الْحَرَكَةِ الدَّمَوِيَّةِ قاموس منجد
“Hati ialah organ tubuh yang berbentuk bulat nanas yang bertempat di dada sebelah kiri, ia merupakan anggota badan terpenting yang menggerakkan darah.”
الْقَلْبُ مِنَ الْفُؤَادِ مَعْرُوْفٌ وَيُطْلَقُ عَلَى الْعَقْلِ وَجَمْعُهُ فُلُوْبٌ * فاموس المصباح المنير
“Qalbu dalam pengertian hati itu telah dikenal dan berlaku juga untuk akal dan jama’nya quhubun”
Ahli syair menyatakan:

هَلِ الْقَلْبُ إِلاَّ بِضْعَةٌ تَتَقَلَّبُ * لَهُ خَاطِرٌ يَرْضَ امِرَارًا وَيَغْضَبُ قاموس المصباح المنير
“Hati tiada lain hanya segumpal daging yang berbolak balik, dia telah mempunyai rasa senang dan amarah.”
Adapun secara rohani, hati bagi anggota badan ibarat raja yang mengatur bala tentara, semua bersumber pada perintahnya, ia mendayagunakan anggota badan menurut yang dikehendakinya, semua tunduk dibawah kekuasaannya. Dari padanya diperoleh kabaikan, keteguhan dan lain-lain yang baik. Tetapi dari padanya pula diperoleh kejahatan-kejahatan, penyimpangan-penyimpangan dan semua yang jelek-jelek yang membawa kerusakan.

Bersabda Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam :
Artinya : “ketahuilah sesungguhnya didalam tubuh itu ada segumpal daging, jika baik maka baiklah seluruh tubuh, jika rusak maka rusaklah seluruh tubuh, ketahuilah dia itu adalah hati”

Karena hati menjadi ukuran baik tubuhnya seseorang, maka sasaran iblis dalam menyesatkan manusia adalah menyerang hatinya lebih dahulu dengan bermacam-macam fitnah.

“Hudzaifah berkata: Aku mendengar Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda : diperlihatkan fitnah-fitnah kedalam hati seperti (menganyam) tikar, sehelai-sehelai, maka hati mana yang dicampuri fitnah, dititik didalamnya satu titik yang hitam dan hati mana yang mengingkari fitnah. Maka dititik didalamnya satu titik putih, sehingga fitnah menjadi ada pada dua hati yaitu ada hati yang putih seperti batu marmer, maka fitnah itu tidak membahayakan kepadanya selama ada langit dan bumi, dan hati yang lain hitam kelabu seperti kendi yang dibalik tidak mengenal yang baik dan tidak mengingkari yang mungkar kecuali apa-apa yang dicampur dari hawa nafsunya.’
Kerusakan/fitnah yang dilahirkan (oleh Iblis/syetan manusia) kedalam hati seseorang itu, seperti orang menganyam tikar sehelai-sehelai terus menerus sedikit demi sedikit tapi datang terus.

Dalam menerima fitnah hati dibagi dua :

1. Hati yang kalau didatangi fitnah di menerimanya menyedotnya seperti bunga karang menyedot air, lama-lama basah semua, begitu pula hati ketika menerima fitnah dititik hitam, kalau menerima terus hati itu hitam keseluruhannya, akhirnya hati tersebut tidak bisa membedakan mana yang ma’ruf dan mana yang mungkar.

2. Hati walaupun didatangi fitnah berkali-kali hati tetap menolak, inilah hati yang putih seperti batu marmer, putih bersih, di dalamnya ada lampu yang meneranginya, maka semakin banyak menolak fitnah semakin terang benderang cahaya lampunya, sehingga semua fitnah tidak membahayakannya.
Adapun fitnah yang masuk ke dalam hati antara lain ialah :

1. الشَهَوَاتِ فِتَنُ ialah keinginan-keinginanyang tidak bisa dikendalikan, seperti keinginan seorang untuk mendapatkan lawan jenisnya, sehingga timbul pelanggaran-pelanggaran sampai kepada pelanggaran had/zina.
2. فِتَنُ الشُبُهَاتِ fitnah kerancuan, serupa-serupa, tidak jalas apakah itu halal atau haram, syirik atau tidak, haq atau batal, semua rancau sehingga akhirnya yang haram dianggap halal, yang syirik dianggap tauhid, yang batal di anggap haq dan lain-lain.

3. فِتَنُ الغَيِّ وَالْضَّلاَلِ fitnah kesesatan bagi kita sudah jelas
Allah berfiman :
…فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلاَّ الضَّلاَلُ * سوراة يونس 32
Artinya : ” Tidak ada sesudah haq kecuali sesat.”

Ternyata kesesatan itu dimasukkan kedalam hati sedikit deki sedikit tanpa terasa, untuk itu kita harus teliti dan hati-hati.

4. فِتَنُ الْمَعَاصِى وَالْبِدَعِ finah pelanggaran-pelanggaran, kemaksiyatan-kemaksiyatan dan bid’ah –bid’ah yang bisa membawa kepada syirik dan kufur

5. فِتَنُ الظُّلْمِ وَالْجَهْلِ fitnah aniaya dan kebodohan. Hati jadi kejam, jahat, suka menganiaya karena kebodohan hati membabi buta.

Dari kenyataan diatas wajib bagi kita selalu meneliti hai sendiri, mengenal keadaanya, menasehati terus menerus, bahwa jika hati itu baik maka berbahagialah nanti di akhirat. Kalau hati rusak, celakalah nanti di hari qiyamat. Dan ketahuilah setiap bertambah iman didalam hati dan kuat ketaqwaannya maka bertambah cahaya yang meneranginya, sehingga bisa membedakan antara haq dan batal, hidaya dan kesesatan. Abu Alhudriyi meriwayatkan :
Yang artinya :

“Sesungguhnya Rosulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam berkata : hati itu ada empat macam : 1. Hati yang bersih, di dalamnya ada seperti lampu yang menerangi, 2. Hati yang tertutup yang diikat dengan tutupnya, 3. Hati yang dibalik, 4. Hati yang di lapisi. Adapun hati yang bersih adala hati orang mu’min di dalam ada cahaya lampu yang menerangi. Hati yang tertutup adalah hati orang kafir. Hati yang dibalik adalah hati orang munafik, dia mengerti yang haq kemudian dia mengingkarinya. Hati yang dilapisi adalah Hati yang didalamnya ada iman dan nifaq, maka perumpamaan iman dalam hati seperti tanaman sayuran yang tumbuh dan berkembang oleh karena air yang bersih, dan perumpamaan yang nifaq di dalam hati adalah seperti sebuah luka yang melebar oleh karena air nanah yang bercampur dengan darah, maka mana dua perkembangan (dua unsur) yang mengalahkan yang lain, maka dialah yang menang atas yang lain.”

Dari keterangan diatas semakin jelas bagi kita, sesungguhnya tempat berputarnya amalan-amalan adalah bertumpuh pada hati. Anggota badan kita bisa melalakukan suatu perbuatan tidak ada lain kecuali karena digerakkan oleh hati, diperintah oleh hati. Jadi hati itu sumber segala gerak gerik, tingkah laku, uacapan dan perbuatan.
Maka kewajiban bagi kita untuk selalu meneliti hati kita, mengenal keadaan, menasehatinya, member pengertian bahwa baiknya hati itu menentukan kebahagiaan kita di akhirat nanti dan rusaknya hati kita itu membawa bencana yang tak berkesudahan di akhirat nanti.

Ketuhuilah sesungguhnya hati itu bisa di ibaratkan seperti sebuah benteng yang memiliki dinding tembok, di dalam tembok itu ada pintu dan jendela. Adapun yang bertempat tinggal didalamnya adalah akal. Malaikat berbolak balik datang ke dalam benteng, di dekat benteng ada sebuah kandang di dalamnya ada hawa nafsu dan syetan. Terjadilah perselisihan tanpa bisa dicegah, pertempuran antara penghuni benteng dengan penghuni kandang berkobar, syetan-syetan tidak henti-hentinya mengelilingi benteng mencari kelengahan penjaga (akal) dan mencari celah-celah yang dia bisak masuk ke dalamnya, maka dari itu sudah semetinya bagi seorang penjaga harus mengetahui semua pintu-pintu benteng yang diserahkan kepadanya untuk dijaga. Begitu pula harus mengetahui jendela-jendela benteng jangan sampai penjaga lengah walaupu sekejap mata, karena musuh tidak akan tinggal diam.

Ada seorang bertanya kepada Hasan Al Basri (perowi Hadits), “Apakah Iblis tidur?” Jawabnya, “Jika Iblis tidur, maka pasti kami menemui ketenangan” Benteng ini terang benderang dengan dzikir, mencorong dengan iman, di dalam ada cermin yang mengkilap yang dengannya bisa diketahui apa saja dan siapa saja yang lewat di sekeliling benteng, maka pertama kali yang dilakukan syetan adalah membuat asap yang tebal dalam kandang agar tembok benteng itu hitam, cermingnya kotor tidak bisa melihat apa saja dan siapa saja yang lewat di sekeliling benteng.

Musuhpun datang masuk ke dalam benteng tetapi kadang-kadang penjaganya datang, maka musuhpun pergi keluar dari benteng. Tetapi kadang-kadang penjaga lengah musuh bisa masuk merusak benteng, melukai penjaga, membelenggunya, menahannya dan memperbudaknya. Kemudian musuh bertempat tinggal dalam benteng mamasang jebakan-jebakan yang cocok dengan hawa nafsunya akhirnya jadilah dia seperti seorang yang mahir melakukan kejahatan-kejahatan.

Dan sekuat-kuatnya belenggu yang digunakan membelenggu penjaga adalah kebodohan, dan yang cukupan kuatnya adalah hawa nafsu, dan yang selama-lamanya adalah kelalaian. Tetapi selama baju besi iman masih ada pada orang mu’min, panah musuh tidak akan mengenainya dalam pertempuran.

Al A’mas perna bercerita : telah menceritakan kepadaku orang yang berbicara dengan jin, mereka (jin) berkata, “yang paling berat bagi kami adalah (menggoda) orang yang mengikuti sunnah, dan yang paling mudah kami permainkan adalah orang yang mengikuti hawa nafsu.”

Ketahuilah sesungguhnya syetan itu tidak masuk kecuali ke dalam hati yang kosong dari dzikir, taqwa, mukhlis dan yakin, maka dia memasukkan gangguan lantas dia bertempat di dalamnya. Celakanya lagi kalau hati yang di tempatinya itu berisi hawa nafsu dan syawat dimana kedua-duanya adalah kesenangan syetan, maka sulit untuk bisa menolaknya.

Sumber: M Nuhung Arifin

  1. Tinggalkan komentar

Tinggalkan komentar